Friday, March 4, 2011

Menjelang Ujian Akhir di SMP Negeri 1 Singaparna.

Pada jaman itu, empat-puluh dua tahun yang lalu. Meski tidak banyak lagi yang saya ingat, tetapi kepingan-kepingan yang tertinggal saya coba tuangkan di  Blog ini, dengan harapan, ada teman yang membacanya dan melengkapinya.

Teman-teman kelompok belajar saya, ada Oni Syahroni yang adiknya pak Nanang, Ade Sukirjo puteranya Pak Utan (konon ayahnya Mantri Kehutanan), Dedi Wahyudi (kalau sekarang mungkin Ketua OSIS, saya dengar sudah Almarhum), Apek (belakangan saya dapat kabar menikah dengan tetangga saya, puterinya pak Kuwu Hurmat), Harsono dari Cikedokan (saya baru sempat teleponan saja, beliau tinggal di Cipanas) kemudian Ucup Supiaman yang tinggal di Tanjakan Cikirai.

Kelompok Belajar pada jaman itu, bukan belajar hanya pada siang hari saja, lebih sering dilakukan pada malam hari di salah satu rumah teman-teman tersebut. Jadi saya sering "ngendong" di rumah Harsono di Cikedokan dan Ucup Supiaman di Cikirai, saya merasa kehutangan budi pada orang tua mereka, karena saya mendapat perlakuan yang baik sebagaimana mereka memperlakukan puteranya sendiri. Bila ingat mereka saya selalu mengirimkan Suratul Fatihah agar Allah YME melimpahkan Rahmat dan Karunia ke alam Qubur yang mudah-mudahan dapat menjadi lampu penerang bagi mereka.

Sebagai anak-anak yang berangkat "Gede", kami juga suka menikmati musik selama belajar. Masa itu kaset belum ada, yang popular waktu itu adalah "plat" atau lebih dikenal sebagai piringan hitam. 

Salah satu lagu yang sedang popular menjelang kami ujian adalah 'Hey Jude" salah satu lagunya the Beatles yang sering kami putar berulang-ulang.



Disamping lagu tersebut, adalagi lagu yang terus terang kami tak pernah tahu lirik apalagi artinya, yang penting enak didengar, belakangan saya baru tahu kalau itu adalah sebuah lagu berbahasa Perancis berjudul "Aline", sayang saya tidak bisa tampilkan lagi karena alasan copyright.



Kepada teman-teman yang berkesempatan membaca tulisan ini, saya mohon maaf bila ada yang namanya terlewatkan, maklum tidak mudah mengingat masa empat puluh dua tahun yang lalu. Saya berharap suatu saat ada yang melengkapinya.

Ini adalah kepingan masa lalu yang masih tersisa, mudah-mudahan persaudaraan kita abadi, sampai nanti suatu saat Allah mempertemukan kita kembali di padang mahsar.