Saturday, August 27, 2011

MENYAMBUT RE-UNI 2011: DI SITU SANGHIANG, 3 SYAWAL 1432 H.

Beberapa hari menjelang peringatan Hari Kemerdekaan, persisnya tanggal 15 Agustus 2011, saya terima pesan singkat dari teman SMP yang seingat saya, cantik, mungil (dulu tahun 1967-1969, sekarang juga masih cantik, tapi nggak mungil lagi, he he ...), adapun bunyi pesannya sebagai berikut:

     " Ass wr wb kmh damang? ngawartosan smp 69 bd ngayakn halal bihalal waktosna h+2 tempat na d st sangiang nyandak nuansa pedesaan mugi janten uninga sumping dina waktosna diantos pisan kn kasumpinganana htr nhn ".

Terjemahan bebas bahasa Indonesianya kira-kira begini (maklum di Singaparna hanya 3 tahun saja ):

     " Ass.wr wb bagaimana sehat? (walaupun yang lebih pas: Apa kabar?) memberitahukan SMP 69 (maksudnya sih alumni SMP Negeri 1 Singaparna, lulusan tahun 1969) mau menyelenggarakan halal bihalal, waktunya h+2 tempatnya di Situ Sanghiang mengambil thema suasana pedesaan harap diketahui dan datang pada waktunya sangat ditunggu kehadirannya terima kasih ".

Lalu saya jawab begini :

     " Wa alaikum salam wr wb_insyaAllah, saya dan adik-adik akan ke Singaparna mengunjungi orang tua pada tanggal 2 Syawal, mudah-mudahan bisa menghadirinya ".

Beberapa saat kemudian, saya terima jawabannya:

     " Kbujeng pisan ath kd diantos pisan kana kasumpinganana ".

Terjemahannya:

    " Sangat bisa (bahasa slank-nya: Sangat keburu, maksudnya tak akan terlambat) sangat ditunggu kehadirannya ".

Dari nadanya, agak maksa, padahal saya khawatir, seperti biasanya suasana lebaran seperti ini jalur-mudik selalu macet, herannya pihak yang berkompeten tak pernah berhasil mengendalikan atau bahkan mengatasinya, padahal lebaran bukan baru kali ini. Konon ada pepatah keledai saja belajar untuk tidak terperosok pada lubang yang sama. Tapi kita mengulangnya terus dan terus, sekalipun menteri dan gubernur silih berganti. Nampaknya kita memang tak pernah bersungguh-sungguh punya niat untuk mengatasinya.

Kembali ke masalah undangan tadi, kawan itu sangat optimis saya bisa tepat waktu, karena pada kondisi normal perjalanan Bekasi ke Singaparna hanya memerlukan waktu tempuh antara 5 sampai 6 jam saja.

Sekalipun raga saya masih di Bekasi, tetapi ruh saya sudah mendahului berangkat ke Singaparna, bertemu teman-teman kecil (bayangkan 42 tahun yang lalu booo ...); terngiang di telinga lagu " Pertemuan" yang dibawakan Anna Manthovani :


Ini adalah semacam lagu-wajib acara re-uni kami, kurang pas rasanya bila pertemuan kami tanpa menyanyikan lagu ini (heuheuy, jadi sentimentil ...).

Lalu saya teringat, waktu kami kecil dulu, diajak piknik sekolah ke Situ Sanghiang ini. Jangan sekali-kali berfikir bahwa piknik kami menggunakan kendaraan seperti anak-anak sekarang. Jaman itu kami piknik dengan berjalan kaki. Waktu berangkat rombongan masih tertib berbaris, menurut kelasnya masing-masing, tetapi waktu pulang, barisan sudah tak terkendali lagi, malah beberapa teman sudah memindahkan alas kakinya ke pundak, karena kakinya lecet (kebayang nggak sih oleh anak-anak jaman sekarang ...?).

Entah seperti apa Situ Sangiang sekarang ? apakah masih seperti dulu, hijau asri ? tetapi masih minim fasilitas wisatanya. Tetapi dari Google, saya dapatkan fotonya kira-kira seperti inilah Situ Sangiang dimaksud.


Mudah-mudahan saya tidak mengecewakan teman-teman saya dan bisa hadir tepat pada waktunya.

Hi friends, I'm coming_see you at Sanghiang Lake ...

No comments:

Post a Comment