Monday, February 28, 2011

Mengapa Angin Duduk ?

Suatu pagi, sewaktu saya sampai di kantor, saya dikejutkan dengan 1 berita kematian rekan kerja yang baru berusia32 tahun, wanita, belum berkeluarga. Tidak ada tanda - tanda atau sakit apapun pada dirinya. Sampai dengan kemarin, hari Senin, dia masih bekerja seperti biasa.

Tadi pagi, sekitar jam 4 pagi, dia ditemukan  meninggal dunia di tempat tidur oleh kakaknya yang tidur satu ranjang dengannya. Menurut kakaknya, Kak Ros, begitu namanya, masih keluar kamar tidur pada jam sekitar 11.30 malam. Tetapi pada sekitar jam 4 pagi, tanpa sengaja kakaknya (orang medis) menyentuh tangan Kak Ros, terasa sangat dingin dan sang kakak sangat kaget, dan segera  memegang nadi di leher, ternyata sudah tidak berdenyut lagi.

Penyebab kematiannya tentu saja tidak diketahui,  tapi berikut ini ada satu  artikel yang mungkin bisa menjawabnya, dan saya sangat ingin teman - teman sekalian membaca artikel ini, dan lebih memperhatikan / mengetahui gejala - gejala perubahan pada diri kita walaupun tentu saja  kita tidak ingin hal seperti ini terjadi pada siapapun.

Best regards
AsdjaHalim


Angin Duduk sama dengan Sindrom Jantung Koroner Akut Hanya dalam 15 menit sampai 30 menit, orang yang terserang angin duduk bisa meninggal. Padahal, penderita, sebelumnya terlihat sehat-sehat saja.

Dunia kedokteran selama dua tahun terakhir berhasil mengidentifikasi istilah baru penyakit jantung yang akrab disebut angin duduk.
Ternyata, penyakit ini tak sekedar masuk angin berat, tetapi identik dengan sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA).

Teridentifikasinya istilah ini, menurut Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof DR dr Teguh Santoso.SpPD, di Jakarta, pekan lalu. Menandai sebuah koreksi besar terhadap mitos yang  berkembang di masyarakat selama ini. Bahwa masuk angin hebat itu adalah penyakit yang berbahaya, bahkan  bisa menimbulkan kematian hanya dalam waktu 15  hingga 30 menit sejak serangan pertama. Jadi kata Teguh lagi, jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apapun termasuk berhubungan seks. Segeralah pergi ke rumah sakit yang menyediakan  fasilitas penanganan gawat darurat jantung. Ingat!. Tidak boleh lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri  pertama.

Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru akhir banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal, penderita bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit Gejalanya: Muncul keluhan nyeri ditengah dada, seperti : Rasa ditekan Rasa diremas-remas, menjalar ke leher, lengan  kiri dan kanan, serta ulu hati. Rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag. Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung  (vasokonstriksi). Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal :

Pertama, adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh
darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
Kedua, sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus);
Ketiga, Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat
kejang yang  terus menerus.
Keempat, infeksi pada pembuluh darah. Penyempitan itu, lanjutnya
lagi, mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam
jantung. Ketidak-seimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen
pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya
disebut angina.

Namun kata Teguh, hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK) (infark miokard). Pada SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA angina terjadi akibat sumbatan  tidak total yang dirasakan saat istirahat. "SSJKA ini memang mendadak. Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling lama  lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali dirasakan". kata Teguh. Masyarakat diminta waspada terhadap keluhan angina ini. Soalnya penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat.

Solusi satu-satunya hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan supplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitat, betabloker, dan  kalsium antagonis.

Di tempat terpisah. Ahli jantung RS Jantung Harapan Kita dr. Santoso Karo-Karo MPH:, SpJp mengungkapkan kondisi rumah sakit di  Indonesia tidak terlalu bisa diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Rumah sakit terkesan lambat menangani pasien. Untuk itu ia menyarankan agar penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki gangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun ia pergi. Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin.  Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri dan melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau  antiplatelet (sel pembeku darah).

No comments:

Post a Comment