Monday, July 25, 2016

3# Cinta yang terlalu cepat pergi.

# Cinta yang terlalu cepat pergi.

Kisah cinta suci yang tertikam belati.

Without respect, Love can not go far”
_Alexandre Dumas.
Tanpa rasa hormat, cinta-kasih tak akan bisa bertahan lama.

30 April 1975

Giai phong mien Nam (bahasa Vietnam : Pembebasan Selatan) atau dalam buku sejarah dikenal juga sebagai jatuhnya Saigon, ibukota Republik Vietnam (Vietnam Selatan) yang diserang oleh Angkatan Bersenjata Rakyat Vietnam atau angkatan bersenjata Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Kejadian ini disebut juga sebagai Insiden 30 April yang mengakhiri Perang Indochina kedua dan dimulainya periode re-unifikasi Vietnam dibawah kepemimpinan Komunis.

Jenderal Nguyen Van Toan dan pasukannya tidak berhasil mempertahankan kota Saigon yang dihujani oleh tembakan artileri berat oleh pasukan Vietnam Utara yang dipimpin Jenderal Van Dien Dung sejak kemarin. Tembakan artileri berat itu diarahkan ke berbagai sarana vital di Saigon, termasuk bandara Tan Son Nhut, menewaskan puluhan orang termasuk diantaranya dua orang GI Joe.

Begitu cerita yang saya dapat dari kawan saya Joe membuka obrolan makan siang di kantin pabrik hari Rabu siang itu. Ternyata itu adalah obrolan pembuka saja, karena selebihnya Joe mengisahkan kisah yang cukup menarik yang akan kita simak berikut ini.

Namanya Joe, sebenarnya nama lengkapnya Jumadi, lahir dan besar di Geger-Hanjuang, Pasir Ipis, Desa Linggasirna di lereng gunung Guntur, Garut. Tapi sejak merantau ke Jakarta dan diaku saudara-angkat oleh Pieter Ambon, biar keren dia minta dipanggil Joe saja, katanya.

Pieter Ambon itu, memang orang Ambon, dia supervisor di pabrik tempat Joe bekerja.

Kenapa mau-maunya Pieter Ambon ini mengangkat Joe sebagai adik-angkatnya, semua orang di pabrik tahu, Joe memang orangnya asyik, menyenangkan, disamping ramah, penurut  juga sangat ringan tangan sebagian besar menyenanginya kecuali cewel-cewek yang merasa di PHP oleh Joe tentunya.

“ Kayaknya gw lagi “falling in love” deh Brow …” katanya serius.
“ Kalo lu jatuh cinta, so what gitu loch ??? …” jawabku setengah acuh.
“ Masalah-nya, nyokap gw gak setuju …” masih dengan muka serius.
“ Loe khan cowok, gak perlu pake Wali, kenapa loe jadi-in masalah ?” aku coba ngomporin.
“ Yang bikin jadi masalah ini nyokap gw, bukan gw … loe nyimak gak sih !” dia mulai darting, suatu hal yang jarang terjadi pada orang ini; aku faham kali ini dia sungguh-sungguh serius.
Loe udah tanya, apa yang jadi keberatan nyokap loe ?” kali ini aku juga serius, dan mencoba jadi seorang teman yang bijak.
Nyokap gw percaya takhayul, hari gini masih ada yang percaya takhayul, kagak ngerti gw …” katanya sambil tangan kanannya memukul kepalanya beberapa kali.
Dah, ntar kalo loe gegar otak abis ngobrol sama gw ntar gw yang disalahin, terus bisa-bisa gw dijadiin tersangka dweh …” aku coba menghiburnya.

Menurut cerita Joe, dia sudah pedekate dengan seorang gadis anak tentara berasal dari daerah Jawa, melalui pendekatan yang tidak mudah pada awalnya karena orang tua ceweknya tinggal di suatu komplek militer yang terkenal sangar pada jamannya.

Karena penampilan dan tutur-kata yang gimana-gitu, justru yang pertama “jatuh-cinta” adalah kedua orang-tuanya. Hal ini ditandai dengan dengan kata-kata: “ Sering-sering datang, main kesini nak….” dengan pede Joe menyampaikannya pada saya.

Memang nyaris tidak dapat dipercaya, kalau kata anak-sekarang, Joe yang unyu dan cupu, bisa kencan di komplek militer yang sangar dan diterima manis oleh keluarga tentara berpangkat Kapten. Bisa dikatakan ini adalah keajaiban dunia yang ke 8; Subhanallah …

Di satu pihak ibu Joe yang Garut bingit punya pendapat lain, kisah perang Bubat yang dituturkan lewat Kidung Sunda oleh orang-orang tua dulu kepada anak-anak gadisnya sebelum tidur, nampaknya sangat melekat dan terus membekas.

Singkat cerita, saya lama tidak bertemu Joe karena saya pindah bekerja untuk perusahaan lain, sementara saya dengar kabar bahwa Joe berselisih dengan pemilik perusahaan yang melarang Joe bekerja sambil meneruskan kuliah-malam, sehingga Joe memilih hengkang.

Pernah suatu masa saya dapat surat yang mengabarkan Joe berhasil menyelesaikan sarjana teknik mesin yang ditempuhnya dengan susah payah, sampai “berdarah-darah” istilah dia; beberapa kartu pos dari tempat yang berbeda-beda sempat juga saya terima dari Joe. Saya senang mendapat kabar baik dari sahabat unyu ini.

12 Mei 1998.
Selasa, Jam 12:30

Iring-iringan mahasiswa dalam jumlah besar  bergerak dari berbagai arah menuju gedung DPR/MPR, termasuk juga mahasiswa Trisakti yang bergerak dari Kampus-nya di Grogol. Aksi mereka dihambat oleh blokade Polri dan Militer yang datang kemudian. Beberapa mahasiswa berusaha untuk bernegosiasi.

Saya jumpa Joe di lobby gedung BKPM di Jalan Gatot Subroto, sementara saya sedang mendampingi seorang teman mengurus perpanjangan izin perusahaan. Karena mendengar berita seperti di atas, kami tidak sempat bicara banyak, kami saling bertukar kartu nama dan janji untuk saling menghubungi.

Hari Sabtu pagi empat hari kemudian setelah kami ketemu di lobby kantor BKPM, Joe menelepon saya, setelah sedikit berbasa-basi, dia buat janji untuk bertemu keesokan hari-nya di sebuah tempat makanan cepat-saji di Jalan MT Haryono dekat  duty-free shop, tempat kami biasa kongkow bersama teman-teman ketika masih sama-sama muda dulu. Sayapun menyanggupinya.

Esok harinya, sesuai dengan janji yang dibuat kemarin, saya berangkat ke TKP. Ternyata Joe sudah datang lebih dulu dan menyambut saya dengan tangan terkembang. Kehangatan yang tulus dari seorang sahabat saya masih merasakannya.

Perawakannya tidak berubah, cuma sedikit lebih bersih maklum sekarang lebih banyak bekerja di kantor tidak terlalu sering kerja di luar ruangan, apalagi berjemur seperti dulu waktu masih mengerjakan proyek. Saya kenal Joe sebagai engineer yang  memulai karirnya dari helper sampai Chief Engineer seperti sekarang ini.

Kami memulai pembicaraan dengan lanjutan kisah kemarin, peristiwa Tragedi Trisakti yang dalam catatan sejarah merupakan bagian dari Kerusuhan Mei 1998. Kerusuhan bukan saja terjadi di Jakarta, ternyata juga terjadi di Medan dan Surakarta. Kerusuhan bukan saja terjadi secara sporadis tetapi juga secara sistematis. Menurutnya peristiwa ini mirip-mirip peristiwa Kristallnacht di Jerman pada November 1938 yang menjadi awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan puncaknya pada pembunuhan massal hampir di seantero benua Eropa oleh pemerintahan Jerman Nazi. Seperti biasanya Joe bercerita dengan bersemangat dan saya kagum pada detil informasi yang disampaikan sekaligus membuktikan keluasan pengetahuannya.

“Sudahlah, itu urusan politik, biar para politikus dan ahli sejarah yang mencatat-nya; sebenarnya saya mengundang kamu, bukan mau cerita politik, tapi mau menyampaikan hal yang sangat penting ..” kalimat tersebut diakhiri elahan nafas panjang.

“ Loe mau ngajak gw kerja ?? “ tanyaku.
“Bukan, karena loe orang yang pertama kali gw kasih tahu waktu aku bikin komitmen, maka loe juga yang harus gw kasih tahu bahwa komitmen itu telah berakhir …” katanya bersungguh-sungguh.

Percakapan terhenti sejenak ketika pelayan membawa dua potong Croissant, saya menyebutnya Roti Sabit, secangkir kopi yang masih mengepul dan segelas Lemon Tea pesanan saya.

Ternyata Joe telah bercerai dengan isteri yang sangat dicintai-nya, karena ketahuan selingkuh dengan suami tetangga yang sangat dia kenal. Semula dia tidak ingin percaya pada bisikan ini, sampai pada suatu ketika Joe memberanikan diri untuk memanggil suami-isteri keluarga tersebut dan meminta pengakuan mereka, dan merekapun mengakuinya. Lantai yang dipijak serasa diguncang gempa 8,5 skala Richter; tangan Joe memegang erat kursi kayu mahoni, tapi dia tetap berusaha untuk menahan diri, kulit muka terasa panas dan menebal, dia tarik nafas dalam-dalam sambil berulang mengucap istighfar.

Malam itu adalah malam yang paling panjang, seakan pagi tak akan pernah datang lagi. Burung hantu di dahan pohon rambutan di samping rumah berbunyi nyaring membuat malam semakin horror.

Joe merasa apa yang barusan terjadi hanyalah mimpi atau ilusi semata, malam itu dia bertanya sekali lagi tentang apa yang sudah terjadi; jawaban yang muncul lebih menyakitkan bahwa kesalahan serupa juga pernah dilakukan sang isteri ketika anak pertamanya akan merayakan ulang tahun yang pertama, waktu itu selingkuhannya adalah sopir di kantornya. Gempa susulan ini mungkin berskala 9 SR, tapi Joe sudah pasrah pada Yang Maha Kuasa.

Terbayang wajah Emak yang sudah mulai keriput, yang menangis tersedu dan tak mau menghadiri perkawinan Joe yang diselenggarakan sangat sederhana.

Keesokan harinya Joe mendatangi mertua kapten yang purnawirawan, dan meminta isterinya untuk menyampaikan pengakuan di hadapan orang-tuanya. Pada dasarnya Joe ingin semua berakhir baik dengan satu catatan yang perlu digaris bawahi agar anak-anak tidak usah tahu aib yang menimpa orang-tuanya ini. Joe harus mengambil keputusan yang amat berat.

“Biarlah anak-anak akan menghujatku sebagai seorang ayah yang buruk; tapi saya tak ingin anak-anak kehilangan rasa hormat pada ibunya; bukankah syurga berada di bawah telapak kaki-ibu ??? “ katanya lirih hampir berbisik.

Saya terhenyak sambil menatap dalam-dalam wajah kawan yang malang ini. Nyaris tak percaya cinta yang dia perjuangkan ternyata hanya sebuah fatamorgana, “ Cinta tanpa rasa hormat tak akan bisa bertahan lama” begitu kata Alexandre Dumas, novelis dan penulis naskah sandiwara berkebangsaan Perancis yang dikenal dengan novel-novel historisnya yang sarat dengan petualangan.

Setelah Joe membayar pesanannya, Joe pamit dan kembali memeluk saya lama sekali, matanya memerah tapi dia berusaha untuk tetap tegar. “ Aku salut sama loe Brow, loe tetap tabah …” bisik saya nyaris tak terdengar.

Ya Allah ampuni hamba-Mu yang telah melampaui batas ini …
Ya Allah Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan aku dan aku-lah hamba-Mu. Dan akupun dalam ketentuan serta janji-Mu yang sedapat mungkin aku lakukan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang aku lakukan, aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tiada yang dapat memberi ampunan kecuali Engkau sendiri. Aku memohon perlindungan Engkau dari segala kejahatan yang telah aku lakukan …

No comments:

Post a Comment