# Tuhan mengirimiki 'bidadari'.
Apabila Allah berkehendak, serta menghendakinya, segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya dan terjadilah hanya dengan kehendak-Nya. Tiada yang sulit bagi Allah, tiada kata mustahil untuk tidak terjadi bila Allah menghendaki terjadinya sesuatu atau tidak terjadinya sesuatu; Kun Fayakun, maka jadilah ….
“
Life is sweet and joyful thing for one
who has pure conscience“ _Leo Tolstoy.
Hidup
ini indah dan menyenangkan bagi orang yang memiliki hati nurani yang bersih.
12
Juli 1998
Perancis
menjuari Piala Dunia FIFA 1998, merupakan gelar juara untuk pertama-kalinya setelah mengalahkan
Brazil dengan skor 3-0, pertandingan diselenggarakan di Stade de France, Saint Denis.
Saya
dan Joe nobar di sebuah mall di
bilangan Timur Jakarta; sejak berpisah dia tinggal bersama orang-tuanya dan
menghibahkan rumah beserta isinya kepada anak laki-laki pertamanya. Karena
isteri yang telah berkhianat tidak pantas mendapat waris dari mantan suaminya,
demikian nasihat seorang Ustadz pada Joe.
Joe
baru menyadari “sakti”-nya seorang ibu, Joe baru memahami kenapa ibu menolak
calon menantu-nya; ternyata bukan karena ibu percaya takhayul, tapi ibu
memiliki insting yang kuat insting untuk melindungi anaknya;
jangankan manusia, hewan sekalipun memiliki-nya; tapi ego telah membutakan Joe
yang pada akhirnya mendorong Joe ke jurang kehinaan yang dirasakan amat sakit
dan perih. Semua terjadi bagai armagedon
yang telah meluluh-lantakan ego dan kehormatannya. Perjuangannya untuk
membangun keluarga sakinah, mawahdah dan warahmah hancur luluh-lantak karena pengkhianatan isteri yang
semula amat dicintainya.
Tetapi
karena peran ibu jugalah pada akhirnya Joe
mau “move-on” dari kiamat kecil yang
telah menimpa diri-nya.
Joe
menyadari bahwa dirinya tidak muda lagi sehingga tidak tahu dari mana harus
memulai.
Apabila
Allah berkehendak, serta menghendakinya, segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya
dan terjadilah hanya dengan kehendak-Nya. Tiada yang sulit bagi Allah, tiada
kata mustahil untuk tidak terjadi bila Allah menghendaki terjadinya sesuatu
atau tidak terjadinya sesuatu; Kun Fayakun, maka jadilah ….
Dalam
Al-Qur’an beberapa firman Allah dalam hal penciptaan atas
kehendak-Nya dapat ditemukan dalam #QS(2) Al-Baqarah:117;
# QS(16)An-Nahl:40; # QS(36)Yaasiin:82; # QS(6)Al-An’aam:73; # QS(23)Al-Mu’minun:68;
# QS(19)Maryam:35; # QS(3)Ali Imran:47; #QS(3)Ali Imran:59. Saya kutipkan salah satunya sebagai berikut: “ Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka
apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”,
maka jadilah ia”. QS(23)Al-Mu’minun:68.
Demikian
juga halnya yang terjadi pada Joe. Dalam keterpurukan atas runtuhnya mahligai
rumah tangga yang telah dibinanya dengan susah-payah rupa, membuat teman dan
sahabat turut prihatin.
Sahabat-sahabat Joe tahu, bagaimana Joe
kuliah malam untuk meningkatkan “status-sosial” dan penghidupan keluarga,
padahal jarak dari rumah ke lokasi tempat kerja kemudian ke tempat kuliah
nyaris 100 km setiap hari harus ditempuhnya. Belum lagi pada hari-hari tertentu
dia harus melaksanakan tugas luar perusahaannya.
Beberapa
teman coba menghibur Joe dengan memperkenalkan beberapa “akhwat” untuk menjadi bahan pertimbangan, agar Joe bisa “move-on”. Status umumnya single-parent, tapi ada juga yang masih single. Kondisi ini sempat membuat Joe
bimbang.
Tetapi
seperti kata pepatah: “ Rejeki, Jodoh dan Maut, adalah hak prerogative Allah SWT.”
Dari
calon-calon tersebut, hati Joe tertambat pada seorang gadis; tapi usianya masih
“terlalu muda”, hanya separuh usia Joe pada waktu itu, tapi Joe yakin
bisikan-hatinya berbalas.
Bila
kita menggunakan sepenuhnya cara berfikir manusia, hal ini sudah bisa diterka
sejak awal, pasti akan mendapat tantangan dari keluarga si gadis; orang-tua
mana yang mau menerima seorang duda berumur nyaris setengah abad dengan dua
orang anak menikahi anak gadisnya?.
Penolakan
halus sampai dengan dibawakan parang ketika bertandang, dialami Joe. Tapi Joe
tidak menyerah, dia termasuk laki-laki yang percaya, bahwa: “Cinta harus
diperjuangkan …!”.
Sampai
puncaknya, terjadi pada malam seribu-bulan Joe menulis surat pada orang-tua si
gadis:
“ Assalamu’alaikum wr.wbr,
Teriring do’a dan salam, semoga
Allah SWT tetap melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, dan semoga kita
tetap menjadi orang-orang yang beruntung. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya.
Saya sangat memahami keberatan Ayah
dan Emak untuk menerima saya ke dalam keluarga besar yang saya hormati.
Melalui surat ini, agar Ayah dan
Emak tahu, saya telah sampaikan sebuah permohonan kepada Allah SWT, sekiranya
saya ditakdirkan oleh-Nya untuk memiliki keluarga lagi, saya hanya menginginkan
puteri Ayah/Emak-lah yang menjadi pendamping sampai akhir hidup saya.
Oleh sebab itu untuk yang terakhir
kalinya saya bermohon, izin dan restu Ayah/Emak agar kami boleh bersatu dalam
ikatan pernikahan yang penuh rahmat
Tetapi sekiranya Allah tidak
berkenan, Ayah dan Emak tidak mengizinkan, biarlah saya akan hidup sendiri
sampai ajal menjemput nanti.
Jatimurni, 23 Ramadhan 1419H/11
Januari 1999
Wassalamu’alaikum wr.wbr
Joemadi
Surat
itu, sangat rahasia sehingga Joe mengantarnya sendiri dan ingin memastikan
bahwa surat segera terkirim, mengingat lalu-lintas menjelang Lebaran pasti sangat sibuk.
Allah
memang Maha Asyik, ketika beduk di
masjid-masjid ditabuh bertalu-talu diiringi takbir
dan tahmid; telepon rumah berdering,
dari ujung sana terdengar: “ Ayah telah
menerima suratmu, sekarang lagi dibaca …” suara yang sangat Joe kenal.
Jantung Joe berdegub kencang bagai genderang mau perang. Dan malam yang penuh
rahmat dan ampunan itu terasa sangat panjang.
Seminggu
kemudian, setelah mengantar Emak dan Bapa berlebaran di desa, Joe bergegas
menemui keluarga si gadis sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
Semakin
dekat ke rumah tujuan jantung berdegup semakin kencang; la haula wala quwwata
illaa billaah …
Ketika
bel dipagar ditekan, dunia seakan berhenti beputar, terdengar langkah-langkah
berat dan
pintupun
terbuka; tampak wajah angker yang pernah ditemuinya, Joe mengucap salam, wajah
angker itu kali ini tampak sedikit berbeda, beberapa detik kemudian tangannya
terkembang, kemudian memeluk Joe, sambil berbisik lirih sekali,: “ Maafkan Ayah, telah berlaku sombong,
bukankah rejeki, maut dan jodoh Allah yang tentukan? “. Joe mengangguk
pelan sekali.
“
… Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan? “.
“
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah
kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” QS(25) Al-Furqaan:74
“
Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu
bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak-cucuku. Sesungguhnya
aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri.” QS(46) Al-Ahqaaf:15.
No comments:
Post a Comment