# Tuhan maafkan saya dan mereka.
Kisah
pertemanan yang cedera karena ‘hubud-dunya’,
usaha yang dirintis bersama terpaksa harus ‘layu sebelum berkembang’, saya
berusaha tetap tegar, dan semoga Allah mengampuni saya dan teman-teman saya.
“ Money is
a good servant, but a bad master”_Francis
Bacon
Uang
adalah pelayan yang baik, juga majikan yang jahat.
Tahun Baru 2002.
Sebuah
granat meledak di depan rumah makan di daerah
Jakarta Selatan, pada pukul 03:30. Di Palu Sulawesi Tengah juga terjadi empat
ledakan bom di empat gereja, salah-satunya meledak pada jam 09:30 WITA.
Demikian serangkaian ledakan menyambut
tahun –baru, Selasa 1 Januari 2002.
Peristiwa
di awal tahun tidak merubah rencana saya untuk mulai merintis usaha sendiri
setelah memutuskan berhenti dari pekerjaan, bukankah lebih baik jadi boss di perusahaan kecil daripada
menjadi kuli di perusahaan besar?
Setelah
melalui feasibility-study, usaha
pertama yang saya bangun adalah Warung Internet dengan menyewa sebuah pavilion di daerah Kebayoran Baru. Pada
saat itu warung-internet belum
terlalu banyak, harga sewa per-jam juga masih sangat bagus, penyewa cukup ramai
terutama pada week-end.
Kami memulai
dengan 6 unit computer, kemudian
jaringan internet yang kami installed juga adalah jaringan fibre-optic sehingga kualitas jaringan
cukup terjamin. Sekalipun ruangan tidak terlalu besar tapi ruangan kami jaga
kenyamanannya dengan memasang satu unit aircon
yang dibiarkan menyala non-stop. Di
atas kertas usaha ini cukup menjanjikan tapi ternyata hanya sempat beroperasi
beberapa bulan saja karena pengelola yang saya percaya ternyata telah
“memindahkan” unit-unit computer
termasuk unit air-con ke tempat yang
tidak pernah saya ketahui alamatnya tanpa seizin dan sepengetahuan saya
Usaha
kedua yang saya coba adalah penyertaan modal untuk sebuah Usaha Penyewaan Play
Station yang dikelola seorang teman-baik yang berlokasi di sebuah perumahan
dengan kategori high-density residence, pada
awalnya usaha ini berjalan baik; tapi kemudian dengan kehadiran PS-3 membuat
business ini down, dengan alasan mengalami kerugian, perlengkapan yang saya
sertakan juga tidak kembali dengan alasan sedang rusak, sementara keuntungan
uang sewa yang semula dijanjikan tidak pernah saya terima. Pertemanan yang
semula baik juga kemudian berakhir buruk.
Selanjutnya,
atas koneksi seorang teman, saya melibatkan diri dalam kongsi persewaan
kendaraan (car-rental) untuk melayani antar-jemput karyawan dan charter. Dari beberapa orang teman kami
berhasil menghimpun 17 unit kendaraan. Usaha ini hanya memberikan keuntungan 2
bulan saja. Pada bulan ke-3 dan 4 pembayaran yang dijanjikan macet; pada bulan
ke-5 pengelola menutup kantor-nya dan kamipun berurusan dengan polisi. Memang
pada akhirnya pengelola yang curang itu tertangkap dan diseret ke pengadilan,
tapi apa artinya kalau kendaraan kami tidak kembali?
Upaya
untuk menjadi pengusaha yang sukses dan menghasilkan banyak uang tidak berhenti
sampai di sini, dengan sisa-sisa bekal yang masih ada, saya menyertakannya pada
usaha material handling equipments
manufacturing; kami mulai sejak disain, assembly,
installation, maintenance termasuk penyediaan suku-cadang. Kontrak pertama
kami peroleh dari sebuah perusahaan minuman ringan multi-nasional, tentu saja
ini adalah tantangan yang menarik untuk perusahaan yang baru mulai. Tapi
ternyata saya harus kembali menelan pil pahit, mitra kerja saya tidak terbuka
dalam pengelolaan kas perusahaan. Hak-hak saya tertunda dikembalikan sampai
dengan saat naskah tulisan ini saya buat; kini bahkan saya sudah tidak tahu
lagi dimana alamat kawan itu tinggal. Padahal ketika kami sama-sama dalam masa
sulit, kami rela berbagi satu sama lain.
Usaha Catfish
Breeding adalah upaya berikutnya, di atas tanah yang semula menjadi tempat
tinggal orang-tua yang kini sudah tinggal di kampung, kami membesarkan benih
ikan-lele dalam empat kolam terpal. Feasibility dilakukan sesuai kaidah-kaidah
yang umum, semua persiapan dilakukan dengan bimbingan seorang yang sudah punya
pengalaman di bidang ini. Tapi kesalahan terjadi di lapangan; akibat tidak
disiplin dan konsisten dalam pemberian pakan, membuat makhluk kanibal ini
saling bunuh satu sama lain. Ikan-ikan itu mati sia-sia sebelum musim panen
yang sebenarnya tiba.
Saya
sangat kecewa, karena usaha-usaha saya yang telah menghabiskan banyak waktu,
tenaga, pemikiran dan dana yang tidak sedikit seakan menguap begitu saja; bukan
itu saja saya harus kehilangan pertemanan yang semula terjalin dengan baik.
Saya merasa bahwa nasib baik atau keberuntungan tidak pernah berpihak pada
saya.
Setelah
membaca tulisan Ustadz Abu
Abdirrahman Al-Hajjamy MA, saya menyadari bahwa saya telah salah tujuan. Semula
saya mengukur kesuksesan seseorang dinilai dari status sosial, jabatan dan
harta yang dimiliki. Tulisan tersebut membuka mata-hati saya bahwa sungguh
suatu kebodohan bila manusia menambatkan qalbu-nya
pada impian-impian semu tersebut. Hatinya dipenuhi daftar keinginan panjang dan
seakan hidup di dunia seribu tahun lagi, sehingga melupakan urusan akhirat.
Ini
yang oleh Ustadz disebut sebagai Hubbud Dunya, keadaan dimana seseorang
mencintai dunia secara berlebihan, padahal Hubbud
Dunya merupakan induk segala kesalahan serta perusak iman.
Sehingga
benarlah apa yang telah Rasulullah
Muhammad SAW sabdakan bahwa kematian
adalah penghancur dari segala ketamakan dan kerakusan, meluluh-lantakkan
keangkuhan dan kesombongan, pemutus segala kelezatan dan kenikmatan, penghancur
semua impian dan harapan semu, tidak ada obat yang paling bermanfaat dan
mujarab bagi hati yang kelam selain mengingat kematian, ia akan mencegah
seseorang dari kemaksiatan, melembutkan dan menyinari hati dari kegelapan,
mengusir kesenangan terhadap dunia serta membuat ringan musibah yang datang
menimpa.
“ Aku memohon ampun kepada Allah
yang tiada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus
makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya”.
“ Tiada tuhan selain Allah Yang
Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Dia-lah pemilik kerajaan dan bagi-Nya
segala puji. Dan Dia-lah Yang Maha Menguasai segala sesuatu”.
“ Ya Allah, Engkaulah Tuhanku.
Tiada tuhan selain Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu yang terikat
dengan sumpah dan janjiku kepada-Mu dan untuk menjalankannya sesuai dengan
kesanggupanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan perbuatanku. Aku
mengakui nikmat-Mu atas diriku dan mengakui dosaku, maka ampunilah diriku.
Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa selain Engkau.
No comments:
Post a Comment