Monday, July 25, 2016

9# Menuju Terminal Terakhir

# Menuju Terminal Terakhir.

Nasihat buat diri sendiri dan orang lain yang membaca buku ini bagaimana kita sebaiknya mempersiapkan diri sebelum menghadap Allah wa Dzalla. Kita hidup dalam keterbatasan dan banyak melakukan khilaf dan dosa. Bagaimana caranya agar kita bisa menghadapNya dengan khusnul-khatimah.

Mei you bu shan di yan xi”
_Chinese Proverb.
Tak ada pesta yang tidak usai.


# Menuju Terminal Terakhir.

Januari 31, 2015
One day Workshop, “Wanna be a writer”
“ Gendol” Room, Hotel Merapi-Merbabu, Jl. Cut Mutiah, Bekasi.

Keinginan untuk menuangkan unek-unek ini sebenarnya sudah lama ada. Tapi berbagai kendala muncul silih berganti. Makanya waktu saya menerima undangan satu bulan yang lalu untuk hadir dalam acara sebuah worshop untuk calon-penulis, saya menyambutnya dengan sangat antusias, tidak perduli bahwa saya akan menjadi peserta yang paling senior.

Dua tahun lalu, saya sudah menyiapkan naskah tulisan sebagai hadiah  ulang-tahun ke-60 kepada diri sendiri dengan bimbingan seorang penulis yang sudah lebih dulu eksis, tetapi entah apa yang menjadi penyebabnya, di saat-saat akhir ternyata pembimbing tersebut tidak dapat dihubungi sehingga saya seperti anak-ayam yang kehilangan induk, tak tahu apa yang harus diperbuat.

Saya tidak ingin kehilangan momentum untuk yang kedua-kalinya, saya harus lawan segala hambatan atau gangguan yang mungkin muncul sewaktu-waktu.

Bahkan pagi ini ketika menit-menit akan berangkat ke workshop, muncul tamu yang “ingin mencuri’ impian saya. Terpaksa saya harus “mengusir” tamu saya tersebut, hapunten nya Mang …

Untung saja jalanan di Minggu pagi yang cerah, mulus tanpa hambatan macet sama sekali, walaupun person in charge yang mewakili event-organizer sempat mengingatkan saya di jalan, tapi segala puji bagi Tuhan, Allah pemilik semesta, saya bisa tiba ditempat lima menit sebelum batas waktu yang dijadwalkan.

Seperti kebanyakan penulis-kehidupan, tujuan saya sangat sederhana, saya hanya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada sesama, ingin saling mengingatkan di jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah SWT. Seperti Allah serukan dalam QS.103: Al-Asr:
Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Kita tidak akan hidup selamanya di dunia ini, suatu saat Allah akan memanggil kita untuk kembali ke hadirat-Nya. Bukan hanya kita mahluk yang beriman, bahkan Winnetou tokoh rekaan Karl May sekalipun percaya bahwa manusia suatu saat akan kembali ke “padang perburuan abadi”.

Dari Tabel Harapan Hidup Manusia Sedunia (Table of World Life Expectancy) yang dikutip dari data tahun 2011, CIA World Fact Book, mencatat bahwa berdasarkan daftar PBB tersebut, Indonesia berada di posisi 108 dari 191; Usia harapan hidup secara keseluruhan  hanya 70.76 tahun, atau 68.26  tahun pada pria dan 73.38 tahun pada wanita.

Sementara itu, tidak ada satupun kota di Indonesia yang masuk dalam 20 kota dengan kualitas hidup terbaik versi Mercer, sebuah badan survey Amerika Serikat.

Tetapi sebagai orang yang beriman kita sepakat bahwa jodoh, rejeki dan maut adalah hak prerogative Allah SWT bukan karena tabel tersebut di atas. Bahkan kita juga sangat aware bahwa Kematian tidak harus didahului oleh Tua dan atau Sakit.

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim yang lahir di Makkah 20 April 570 M, wafat di Madinah 8 Juni 632, pada usia 62 tahun, padahal beliau adalah manusia terpilih, Rasul Allah, tetapi bila Allah berkehendak memanggil-nya, tiada satupun makhluk yang dapat menolaknya. Seperti firman Allah dalam QS-16, An-Nahl: “ ….Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.

Oleh sebab itu saya ingin mengingatkan diri saya sendiri, juga pembaca buku ini untuk mempersiapkan sebaik-baiknya bekal menuju Terminal Terakhir. Bekal yang perlu dipersiapkan bukanlah kekayaan, pangkat, banyaknya followers, kedudukan, kekuatan fisik dan hal-hal lain yang bersifat duniawi, bekal yang dibutuhkan adalah kekuatan iman, amal saleh, kejernihan hati dan ketaqwaan.  Allah berfirman dalam QS 2, Al-Baqarah : 197. “ … Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.

Selain memanfaatkan waktu yang masih tersisa, yang tak kalah penting adalah menyusun skala prioritas. Kita sadar, bisa saja hari ini merupakan saat-saat terakhir untuk merasakan hangatnya matahari. Maka janganlah sia-siakan waktu untuk hal yang sia-sia, apalagi yang bisa membawa bencana.

Adalah dambaan setiap muslim berharap akhir hidupnya dengan  indah. Hal-hal yang harus diwaspadai agar terhindar dari su’ul khatimah, yakni: keraguan panjang angan-angan dan menunda-nuda taubat.

Abdullah bin Umar pernah mendapat  pelajaran tentang kematian dari Rasulullah SAW “ Aku bersama Nabi SAW, kemudian, ada seorang dari kaum Anshar bertanya, “ Siapakah diantara orang-orang mukmin yang paling mulia, wahai Rasul?” Rasulullah menjawab, “ Yaitu, orang yang paling bagus budi pekertinya”. Sahabat itu bertanya lagi, “ Siapa diantara orang-orang mukmin yang paling pandai?” Rasul menjawab, “ Yaitu orang yang terbanyak ingatnya pada kematian, dan yang paling siap menghadapi kematian. Itulah orang-orang yang pandai.” (HR. Ibnu Majah).

Lalu apa tanda-tanda orang pandai itu? Ada 4 tanda-tanda orang yang bijak dan cerdas dalam menyiapkan dirinya untuk bertemu Allah: # Senantiasa bersemangat untuk beramal shaleh; # Bersegera melakukan Amal Shaleh; # Melakukan Amal Shaleh yang sebaik-baiknya dan # Melakukan Amal Shaleh sebanyak-banyaknya.

Mari kita simak bersama firman Allah dalam QS 3, Ali-Imran :133; “ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan-Mu dan kepada surge yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.

Demikian pula halnya firman Allah Ta’ala dalam QS (21) Al-Anbiyaa:90 “ Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas> Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami”.

Dalam Al-Qur’an, tercatat sebanyak 70 kali kata amal shaleh mengiringi kata iman; hal ini menandakan adanya keterkaitan erat antara amal shaleh dan keimanan seseorang. Dengan kata lain hanya orang-orang yang ber-iman yang mengerjakan amal shaleh, sebaliknya amal shaleh akan berdampak positif terhadap keimanan pelaku-nya.

Dalam salah-satu hadits Rasulullah mengisyaratkan ada 5 kriteria yang terdapat pada para pelaku amal agar termasuk dalam kategori amal shaleh yaitu: # Dilakukan dengan Ikhlas sesuai ajaran Islam; # Mudawwamah atau berkesinambungan; # Dilakukan dengan sungguh-sungguh; # Bekerja dan atau beramal dengan ilmu-pengetahuan atau berkompeten; # Memiliki manfaat atau implikasi sosial.

Melalui tulisan sederhana ini, saya mengajak diri sendiri juga kepada majelis pembaca, untuk memenuhi 5 kriteria di atas dalam perjalanan kita menuju Terminal Terakhir, seraya berdo’a agar kita diwafatkan dalam keadaan sebaik-baiknya wafat, yaitu wafat dalam keadaan khusnul khatimah.
Wafatkan saya dalam keadaan Islam dan gabungkanlah saya dengan orang-orang yang shaleh”. (QS. Yusuf: 101)
“ Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu”. (QS. Al-A’raaf:126)
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi Karunia.” (QS. Ali Imran:18)
“ Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari pikun, terjatuh dari ketinggian, keruntuhan bangunan, kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung kepada-Mu dari penyesatan syaitan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa”. (HR. Al-Nasal dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami: 1282)

Pondokgede, 10 Februari 2016
1 Jumadil Awal 1437H.

No comments:

Post a Comment